Kamis, 17 Januari 2013

Efek Dari Kurikulum 2013 Bagi Mata Pelajaran Fisika SMA

Salam...

Berhubung banyaknya berita tentang kebingungan akan adanya perubahan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013, ada baiknya saya juga ikut nimbrung, tetapi tidak ikut bingung..hehehehe.

Biarpun tidak begitu ngeh (tidak begitu peduli juga) dengan perubahan-perubahan kurikulum di negara tercinta ini, tetapi karena akan berimbas juga ke beban dan muatan mata pelajaran, maka ya minimal mencari tahu sedikit-sedikit sebagai persiapan. Yang jelas, untuk jenjang SMA katanya di kurikulum 2013 akan ada mata pelajaran wajib (berarti semua harus mempelajari), mata pelajaran peminatan yang dimulai dari kelas X (ya sebetulnya mirip penjurusan di kurikulum sebelumnya), dan terakhir mata pelajaran pilihan. Efek bagi MP Fisika, Fisika akan masuk ke mata pelajaran peminatan dari kelas X, dimana dalam satu minggu bebannya 4 jam pelajaran (bandingkan dengan yang sekarang hanya 2 JP di kelas X, padahal materinya bejibun).

Maka dampak positifnya akan ada banyak waktu untuk memperbanyak praktikum dan memperdalam materi (dengan catatan materinya tidak ditambah). Lalu yang belajar fisika memang yang hanya minat dengan MP IPA. Hmm... adil juga bukan?

Nah bagi yang akan menjalaninya, berarti harus persiapan. Kebetulan kalau di Marsoed Bogor ada psikotest sebelum masuk sekolah, jadi biar pas saat memilih peminatan. Selain itu siswa yang lulus dari jenjang SMP harus benar-benar mengenali diri sendiri (tentang minat, potensi, kemampuan, cita-cita dlaam karir, dll) agar tidak salah langkah. Kan berabe jika salah masuk peminatan.... Bakalan tidak bisa enjoy di bangku SMA, apalagi dimulai dari kelas X kan?

DSCN9691

Tetapi apapun itu, sebetulnya tidak ada yang perlu resah. Asal tepat memilih sekolah (pilihlah sekolah yang mengajak kita untuk belajar tentang ketrampilan hidup seperti ketrampilan berkomunikasi, bekerja sama, memimpin, ber-empati, mengolah diri, dll) tidak akan berpengaruh. Semua banyak yang salah kaprah. KTSP belum dievaluasi secara mendalam, sudah disisipi tentang pendidikan karakter (lalu semua perangkat pembelajaran guru harus diberi kata-kata karakter, padahal menurut saya yang seharusnya berkarakter utamanya adalah kepribadian guru dan yang terkait bukan? Bukan bukunya yang berkarakter), lalu sudah berubah lagi menjadi Kurikulum 2013.



Yang terjadi selanjutnya adalah langkah-langkah latah ikut sana ikut sini.... Sah-sah saja. Tetapi sebetulnya tergantung sekolahnya masing, yang otomatis tergantung ke dewan guru juga. Tetapkan prioritas! Selalu refleksi dan membangun diri menanggapi panggilan sebagai pendidik dan peserta didik. Bangun karakter diri dengan budaya positif di sekolah sesuai visi misi masing-masing, dan berproses dalam pembelajaran dengan sentuhan hati.  Percuma seabrek metode, strategi, perangkat, dll jika tak ada roh 'jiwa pendidik sejati' dalam diri.

Salam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar